Hal yang harus di pelajari sebelum masuk sekolah Internasional

Mengenai High school international, Sekolah yang menggunakan kurikulum Cambridge menyediakan mata pelajaran matematika, IPA, bahasa Inggris, serta persiapan ujian O dan A level. Sedangkan sekolah yang menggunakan kurikulum IB menyediakan mata pelajaran bahasa Inggris, bahasa Indonesia, matematika, agama, IPS, dan kesenian.



1. Apa definisi ‘sekolah internasional?

Berikut adalah sebagian kriteria sekolah internasional berdasarkan hasil konferensi yang diselenggarakan di Itali tahun  2009 oleh The International Association of School Librarianship.  Sekolah internasional adalah sekolah yang:

a. Menerapkan kurikulum internasional yang bisa ditransfer ke negara lain.


b. Murid berasal dari beberapa negara (multikultur).


c. Guru berasal dari beberapa negara.


d. Kurikulum diakreditasi secara internasional.


e. Bahasa pengantar biasanya bahasa Inggris.


2. Apakah di luar negeri ada istilah sekolah internasional?

Jawabanya adalah ada, sekolah internasional mengacu ke negara barat. Ini tidak berarti kurikulum di sekolah di negara barat  adalah kurikulum internasional. Sekolah di luar negeri, baik negara barat maupun bukan, ada yang menggunakan kurikulum negara bagian yang berlaku, kurikulum negaranya sendiri serta  kurikulum internasional.


3. Apakah kurikulum negara barat secara otomatis  berarti bahwa itu adalah kurikulum internasional?

Tidak. Misal: Merryll kelas 2 SMA dan bersekolah di XXX School di Amerika Serikat. Sekolah itu mengaplikasikan kurikulum yang berlaku di negara bagian tersebut.  Merryll lalu ingin pindah ke  India  atau Inggris. Ada kemungkinan ia mengulang di sekolah yang baru karena pihak sekolah melihat mata pelajaran dan sistem pendidikan yang ia ambil berbeda jauh dengan apa yang ada di sekolah baru. Kurikulum negara barat tidak berarti itu kurikulum internasional. Salah satu sifat kurikulum internasional adalahtransferrable/bisa ditransfer (Klik  http://www.ibo.org/faq/)


Contoh kurikulum internasional adalah kurikulum keluaran International Baccalaureate Organization (Swiss) atau IGCSE (dari University of Cambridge,Inggris). Misal, Merryll kelas 2 SMA dan  belajar di sekolah yang mengaplikasikan kurikulum keluaran IBO. Merryll lalu  pindah  ke negara lain dan mendaftar di sekolah yang juga menggunakan kurikulum IBO.   Ia bisa  (bukan pasti, karena ada syarat dan peraturan yang berlaku) langsung naik kelas karena nilainya bisa ditransfer dari satu negara ke negara yang lain, asalkan sekolah tujuan juga menggunakan kurikulum yang sama. Klik http://www.tce.umd.edu/apibclep.html untuk mempelajari lebih lanjut


4. Berdasarkan definisi, bagaimana komposisi murid  dan guru yang harus diciptakan sebuah sekolah agar bisa disebut ‘sekolah internasional?

Jawaban ini bukan beralaskan pada peraturan yang berlaku namun berdasarkan pengamatan. Rasanya, untuk bisa disebut ‘sekolah internasional’, murid dan guru harus berasal dari beragam negara. Saya tidak tahu apakah di Indonesia ada peraturan yang mewajibkan sebuah sekolah untuk memiliki murid an guru multi kultur sebagai pra-syarat untuk disebut sekolah internasional. Semua sekolah internasional yang saya pernah kunjungi, semuanya bersifat multikultural. Tentu saja  ini bukan berarti sekolah internasional tak ada yang isinya melulu orang Indonesia. Saya lihat di iklan ada beberapa sekolah berpredikat internasional dan isinya, baik murid maupun guru,  semua orang Indonesia. Saya tidak tahu apa yang terjadi, mungkin sekarang sebuah sekolah bisa disebut internasional hanya dengan modal mengaplikasikan kurikulum luar negeri, entahlah. Saya  pernah dengar bahwa di negara ini sekolah internasional dibagi dalam dua tipe:Sekolah internasional diplomatik, yaitu sekolah internasional yang bernauang di bawah sebuah negara (misal British International School berada di bawah naungan Inggris) dan sekolah internasional yang berada di bawah sebuah lembaga pendidikan (misal Sekolah Pelita Harapan dan Global Jaya).


5. Berdasarkan definisi "sekolah internasional" yang ada di nomor satu, kurikulum apa yang harus diaplikasikan sebuah sekolah supaya bisa disebut sekolah internasional?


a. Kurikulum yang diakreditasi oleh badan internasional.


b. Kurikulum yang nilai pelajarannya bisa ditransfer ke sekolah yang menggunakan kurikulum yang sama walau beda negara.


c. Kurikulum yang memungkinkan muridnya hemat kredit (kita lagi bicara soal SMA ya di bagian ini)  di universitas-universitas tertentu jika nilai mereka saat SMA tinggi.


Contoh: Ada kurikulum SMA yang bernama Diploma Programme, keluaran IBO. Jika murid berhasil memperoleh nilai di atas 40 (nilai maksimal 45), di banyak universitas berkualitas mereka bisa hemat kredit.


6. Apakah dalam sekolah internasional ada kesenjangan ekonomi?

Menurut saya tidak ada. Biaya sekolah mahal dan tidak bisa ditawar. Semua yang masuk adalah anak kaum berpunya jadi tidak ada gap ekonomi. Gap seperti ini saya rasa banyak terjadi di sekolah-sekolah yang SPP/DPPnya bisa dinego karena fleksibelnya biaya SPP/DPP memungkinkan cucu konglomerat duduk bersebelahan dengan anak kaum papa.


7. Apakah murid Indonesia di sekolah internasional  mengenal negaranya sendiri dengan baik?

Sekolah nasional punya lebih banyak jam pelajaran tentang Indonesia dibanding sekolah internasional. Anak Indonesia di sekolah internasional biasanya kurang pengetahuan soal sejarah Indonesia. Namun, pada perkembangannya, lewat pelajaran Sastra Indonesia, mereka bisa mengenal Indonesia dengan dekat. Di SMP dan SMA, mereka menganalisis berbagai karya sastra Indonesia hingga detil termasuk latar belakang sejarah. Intinya, kalau orang Indonesia disekolahkan di sekolah internasional, orang tua sebaiknya rela kerja ekstra untuk memberi pemahaman soal sejarah.


8. Apakah penggunaan Bahasa Inggris diharuskan di sebuah sekolah internasional?

Ya. Di Indonesia, sekolah internasional rata-rata mengharuskan murid untuk berkomunikasi dalam Bahasa Inggris saat pelajaran. Guru pun mengajar dalam Bahasa Inggris. Hal ini terjadi karena kurikulum memang menggunakan Bahasa Inggris dan ujian serta tugas yang akan diperiksa oleh pihak eksternal juga menggunakan bahasa Inggris. Jarangnya siswa mempraktikkan Bahasa Inggris dikhawatirkan akan membuat mereka kesulitan saat mengerjakan tugas serta ujian.


Bagaimanapun, tidak semua kurikulum internasional mengharuskan siswa berbahasa Inggris, ada kurikulum internasional  yang bisa dipelajari dalam Bahasa Spanyol atau Cina.


9. Apa kelebihan dan kelemahan yang muncul dari keharusan untuk menggunakan Bahasa Inggris?


Kelebihan: Kemampuan bahasa Inggris murid meningkat pesat. Mereka lebih mudah saat mengerjakan tugas/tes.


Kekurangan: Mereka mengalami kesulitan untuk berbahasa Indonesia secara konsisten. Saat bicara dalam Bahasa Indonesia, mereka biasanya mencampur bahasa Inggris dengan bahasa Indonesia. Bahasa berkaitan dengan budaya dan jati diri jadi  defisit dalam penguasaan bahasa ibu  harus ditutup. Caranya ? Orang tua mesti aktif membantu di rumah dan berdialog dengan pihak  sekolah.


10. Bahayakah jika murid Indonesia diwajibkan berbahasa Inggris?

Kalau orang tua mengirim anak ke sekolah internasional dan menyerahkan tugas mendidik sepenuhnya pada sekolah, sangat berbahaya. Kalau orang tua punya kemampuan dan kemampuan untuk berpartisipasi aktif, maka kewajiban berbahasa Inggris tak memiliki sisi negatif. Anak saya belajar di sekolah internasional. Di usianya yang kesembilan ia kerap bicara dengan Bahasa Indonesia dengan aksen Betawi. Makanan favoritnya ? Banyak, antara lain pecel lele dan ketoprak. Ia tak menganggap makanan Indonesia levelnya lebih rendah dibandingkan makanan barat, ia paham bahwa makanan Indonesia justru sering lebih kaya karena bumbunya beragam. Ia paham bahwa Indonesia adalah bagian dari  apa yang disebut ‘internasional’, Malaysia dan India juga. Ia tahu bahwa internasional tidak melulu tentang negara barat. Ia juga tahu kapan ia harus menggunakan  ‘kamu’, ‘anda’ dan ‘lo’.


Saya juga berani jamin bahwa pengetahuannya akan kejahatan Soeharto, kehebatan Ahok serta  kesederhanaan Jokowi, di atas rata-rata pengetahuan yang dimiliki anak sebayanya yang belajar di sekolah nasional. Ia juga paham bahwa Indonesia adalah negeri indah dengan ragam budaya paling variatif sejagad. Orang tua yang anaknya belajar disekolah internasional memang harus aktif mendorong anaknya untuk menghargai bahasa dan budaya sendiri. Jika tidak, anak akan terjebak ke dalam pemikiran bahwa  internasional adalah barat dan modernisasi adalah westernisasi.


11. Anak sekolah internasional kan jarang bertemu orang miskin. Ada komentar ?

Di sekolah saya, kegiatan sosial dilakukan anak-anak SMP  setahun 4 kali. Adapun anak-anak SMA diwajibkan ikut kerja sosial, biasanya mereka melayani di panti asuhan, sekolah yang kurang beruntung atau panti jompo. Mereka juga live-in di desa (sayangnya hanya 3-5 hari). Di sekolah internasional tidak ada orang miskin jika kata ‘miskin’ hanya dilekatkan dengan harta. Namun, jika kita mau sedikit longgar dan menggunakan kata miskin juga untuk menggambarkan anak yang kurang perhatian serta kasih sayang, nah…Sekolah internasional punya banyak murid ‘miskin’.


Bagaimanapun, harus diakui bahwa interaksi intens antara anak sekolah internasional dengan anak yang tak mampu secara finansial memang bisa dihitung dengan jari sebelah tangan karena hanya anak orang kaya  yang  bisa belajar di sekolah internasional. Pengurus sekolah sadar betul jadi sekolah internasional yang bagus selalu memikirkan cara supaya murid-murid tetap punya welas asih dan empati terhadap mereka yang terpinggirkan. Apakah kegiatan-kegaiatan yang dilakukan efektif untuk menumbuhkan rasa belas kasih terhadap sesama ? Jawabannya sangat kompleks. Tergantung banyak hal, bukan ? Tergantung karakteristik anak, dukungan orang tua dan juga jenis kepribadian guru yang menangani acara. Guru toh sama saja dengan murid, ada yang empatinya rendah, ada yang sangat mudah tersentuh hatinya.


Dalam hal ini, peran orang tua amat penting. SD tempat saya mengajar pernah pentas bersama anak-anak jalanan dari Sanggar Akar. Mereka menginap bareng di sekolah, makan bareng dan bergaul sama-sama. Murid-murid cepat melebur dengan anak-anak Sanggar Akar dan mereka menikmati persahabatan yang terjalin.


Anak saya pun, ia belajar di tempat saya mengajar, tanpa disuruh merelakan seluruh tabungannya diberikan kepada orang miskin. Intinya saya rasa, bagaimana murid, sekolah dan orang tua bisa bergandengan tangan membantu anak untuk berkembang baik secara akademik maupun emosi. Apa yang tak bisa dicukupkan oleh sekolah, semestinya dipenuhi keluarga karena tanggung jawab pembentukan karakter pertama-tama ada di tangan orang tua.


12. Seperti apa sih kira-kira gambaran kegiatan guru di sekolah internasional?


a. Guru-guru mengajar seperti biasa.


b. Guru menilai pekerjaan murid. Jika mengacu pada Taksonomi Bloom, soal tes atau PR banyak yang berada di 3 level tertinggi . Sebagian pekerjaan murid  berupa esai, sebagian berupa non-esai seperti  drama, membuat brosur,poster, dll.


c. Guru biasanya menjadi Event Organizer, bergantian pegang posisi menjadi koordinator acara. Ada bermacam program dalam setahun: Fieldtrips/studi wisata untuk pelajaran  bahasa dan kesenian, studi wisata untuk pelajaran IPA, Service Day,Book Month,Cultural Day, Spirit Week, potluck bareng petugas kebersihan, supir serta satpam. Lokakarya menulis, pentas drama, konser musik, seminar,dan lain-lain. Acara sangat beragam.


d. Guru menyiapkan pelajaran. Setahu saya, tak ada guru yang mengajar hanya dengan modal buku teks. Biasanya guru memperkaya bahan ajar dengan materi lain dari jurnal, internet, media massa, film atau video klip.


e. Minimal setahun sekali ada pertemuan dengan guru-guru internasional dari sekolah yang mengaplikasikan kurikulum yang sama.


f.  Biasanya guru memiliki milis yang anggotanya adalah rekan-rekan yang mengajar mata pelajaran yang sama. Milis atau blog ini harus sering dibuka agar kinerja bisa maksimal.


13. Seperti apa kondisi perpustakaan sebuah sekolah internasional?

Buku berjumlah ribuan, belum termasuk jurnal, koran dan majalah.  Ini fasilitas standar bagi  sekolah internasional yang bermutu tinggi. Saya tahu ada sekolah internasional yang perpustakaannya mungil.  Sekolah-sekolah internasional macam ini biasanya punya masalah cukup pelik dalam hal finansial. Perlu dipertanyakan apakah guru asing yang kerja di situ benar-benar punya latar belakang pendidikan atau tidak dan  apakah guru nasional mereka berkualitas atau tidak. Sekolah macam ini biasanya takut kehilangan murid jadi kualitas belajar-mengajar agak rendah. Jika mata adalah jendela hati dan buku adalah jendela dunia, maka perpustakaan adalah jendela yang memampukan kita untuk melihat  mutu sebuah sekolah internasioanal.


14. Dalam uraian singkat, bagaimana keadaan kurikulum dan proses belajar-mengajar di sekolah internasional?

Pertama, kurikulum internasional melibatkan tugas dan tes yang sifatnya analitis. Banyak pertanyaan yang jenisnya terbuka (mengapa dan bagaimana) dan banyak tugas yang memberi murid keleluasaan untuk mengaitkan jawaban dengan isu-isu lokal, regional, nasional serta internasional.

Kedua, proses belajar-mengajar interaktif. Hal ini mudah terjadi karena jumlah murid maksimal 24-25 per kelas.


15. Apakah sekolah internasional harus mewah?

Tidak. Pada medio 1998, saya pernah berkunjung ke  sebuah sekolah internasional di Jakarta yang bangunannya sederhana, bahkan tidak pakai AC. Sekolah ini terkenal baik mutunya dan sudah beroperasi  minimal belasan tahun  dengan bangunanannya yang sangat sederhana itu. Entah mengapa, tahun 2000an sekolah ini pindah ke tempat lain dan membangun gedung megah.


Bagaimanapun, harus diakui bahwa  sekolah internasional yang pernah saya datangi semua memang mewah. Kelasnya bersih dan nyaman karena jumlah murid per kelas maksimal 22-24 murid. Selalu ada AC dan seringkali  tiap kelas dilengkapi dengan OHP dan LCD (beberapa sekolah melengkapi semua kelas dengan LCD). Perpustakaan berukuran besar, dingin dan sedikit banyaknya ada sofa serta karpet. Ada satu yang ‘jelek’, namun ia hanya jelek jika dibandingkan dengan sekolah internasional lainnya. Jika dibandingkan dengan sekolah-sekolah yang menerapkan kurikulum nasional, kondisi sekolah tersebut masuk kategori lumayan bagus.

Jadi, tentu saja  sekolah internasional tidak harus mewah. Perpustakaan bisa lengkap tanpa harus mewah. Tak ada keharusan pakai karpet dan sofa namun tentu saja wajib ada jurnal akademik. Kelas tidak harus pakai AC, kipas angin yang dipasang di langit-langit bisa jadi cukup untuk sebagian sekolah.


16. Sekolah internasional tidak harus mewah. Apakah ini berarti bahwa sekolah bisa mengoperasikan sekolah internasional dengan biaya rendah?

Tidak bisa. Pihak swasta yang mau mendirikan sekolah internasional, siap-siaplah untuk mengeluarkanlah uang minimal  milyaran. Guru harus ditraining, minimal 2-3 juta rupiah kalau online training. Guru harus diikutkan ke forum-forum pertemuan dan itu butuh transportasi bahkan  terkadang akomodasi. Perpustakaan harus berlangganan majalah, koran, jurnal dan membeli buku secara rutin. Lembaga yang mengeluarkan kurikulum memiliki peraturan yang jelas tentang fasilitas apa saja yang harus ada.


KESIMPULAN

Pendirian sebuah sekolah internasional  memerlukan  biaya besar, fasilitas memadai, perencanaan yang amat matang, komitmen untuk belajar dan tekad untuk terus bisa mengikuti perkembangan zaman.

Dan apapun jenis sekolah yang didirikan, tentu butuh hati yang murni untuk melihat murid maju dan berkembang.


source: gurupenulis 2013

Post a Comment

Previous Post Next Post